“Ingatlah, bahwa didalam tubuh ada segumpal darah. Jika segumpal darah itu baik (sehat) seluiruh tubuhpun akan menjadi baik. Namun, jika segumpal darah itu sakit, seluruh tubuh pun akan menjadi sakit. Ketahuilah segumpal darah itu adalah hati,” (HR Bukhari).

Salah satu pokok pembahasan yang paling banyak mendapat perhatian dalam islam adalah pembahasan tentang hati (al-qalb). Penting dibahas mengingat dia selalu berjalan tak tentu arah (bolak-balik). Itulah rahasia ketika bahasa Arab menamakan segumpal daging itu bernama al-qalb. Karena secara etimologi, al-qalb berarti bolak-balik (qallaba).

Merangaki hati ternyata tidak mudah. Ia tidak mudah semudah membalikkan telapak tangan. Agar seseorang bias merangkai hatinya sdengan baik, dia perlu latihan, cobaan, dan kesabaran dalam waktu yang panjang.

Hati adalah anggota hati yang sangat unuk. Ia selalu berjalan tak tentu arah. Mengikuti gelombang yang selalu mengombang-ambingkannya. Suatau hari ia bias berjalan kea rah kebaikan , di hari yang lain ia bias berjalan ke arah kejelekan.

Hati butuh nakhoda yang mahir. Jika suatu saat hati diberi kesusahan, sang nakhoda tersebut harus mampu menyetir hatinya agar tidak tenggelam ke dalam lautan putus asa dan ratapan. Begitupun jika hati diberi kebahagiaan, sang nakhoda harus mampu sang nakhoda harus mampu mengendalikan hatinya agar tidak terjerumus kedalam jurang kemewahan, kealpaan, dan kesombongan.

Dalam bukunya yang berjudul ighatsah Al-lihfan, Ibnu Qayyim membagi hati kedalam tiga bagian: hati sehat (qalb shahih), hati mati (qalb mayyit), dan hati sakit (qalb maridh).

Hati yang sehat adalah hati yang bersih dari segala bentuk syahwat yang menyalahi perintah Allah, larangan-Nya, dan barang-barang syubhat. Hati seperti ini bersih dari setiap penyembaan kepada selain Allah, bersih untuk todak berhukum kepada Nabi, serta bersih untuk selalu mencintsi Allah dan berhukum kepada Nabi. Takut, harapan, pasrah, tawakkal, tunduk, ridha, dan amarahnya adalah untuk Allah saja.

Sedangkan hati mati adalah hati yang tidak hidup. Hati seperti ini tidak pernah mengenal dan menyembah Allah. Hati yang mati selalu berdiri disampaing syahwat dan dirinya sendiri. Hati yang mati tidak pernah peduli terhadap murka dan keridhoan Allah. Itu lantaran hati sudah dibelenggu oleh sesembahan selain Allah.

Adapun hati sakit adalah hati yang hidup tapi memiliki penyakit. Hati sakit memiliki dua sisi: iman kepada Allah dan cinta kepada syahwat. Iman kepada Allah adalah sisi yang bias menghidupkan hati. Sedangkan cinta kepada syahwat adalah sisi yang dapat mematikan hati, baik dalam benytuk dengki, sombong, mementingkan diri sendiri, cinta jabatan, ataupun membuat kerusakan di bumi.

Orang yang berhati bersih adalah orang yang akan memetik keuntungan. Baik keuntungan di dunia maupun di akhirat. Keuntungan di dunia berupa rasa kasih saying yang didapat dari sesamanya. Sedang keuntungan di akhirat berupa keridhoan, perlindungan dan kasih saying yang didapat dari Allah (QS. Al-Syu’ara:87-89)

Adapun orang yang berhati sakit atau mati adalah orang yang akan emndapatkan kerugian. Di dalam kehidupan di dunia, orang yang berhati mati atau sakit akan selalu dicerca, tidak disayangi, digunjing, dicurigai, dan dikucilkan oleh sesamanya. Sedangkan di akhirat nanti, orang yang berhati sakit atau mati akan mendapatkan murka dan siksaan abadi yang datang dari Allah.

Untuk menjaga agar hati senantiasa bersih, ia harus terus disiram dengan kebaikan, baik dalam bentuk zikir, menjaga amanat, membaca Qur’an, istigfar maupun menolong sesame. Sesuai dengan hadits Nabi di atas, jika hati seseorang selalu bersih, seluruh amal perbuatannya akan menjadi bersih, baik, dan terpuji. Sebaliknya, jika hatinya mati atau sakit, seluruh amal perbuatannya pun akan menjadi kotor, buruk, dan tercela.

Ada doa yang telah diajarkan pleh Nabi agar hati selalu berjalan di atas kebaikan. Doa itu adalah,”Wahai Yang Maha pembolak-balik hati, kukuhkan;lah hatiku diatas agama-Mu,” (HR Al-Tarmidzi dan Ahmad). Sebagaimana yang diterangkan Ummu Salamah, doa itu adalah doa yang paling sring dibaca oleh Nabi.

Semoga kita termasuk kedalam bagian orang yang memiliki hati bersih. Yaitu, hati yang selalu dibimbing oleh cahaya Islam. Wallahu a’lam bish-shawab.
Rahasia Syari'at Islam Di Balik Larangan Ikhtilath

Ikhtilath artinya bercampur~baur. Yang dimaksud di sini adalah bercampur-baurnya antara dua jenis kelamin; laki-laki dan perempuan yang bukan mahram di satu tempat tanpa mengindahkan adab-adab syar´i.

Dalam dunia pendidikan sekuler di negeri kita saat ini, hal itu sudah merupakan pemandangan yang lazim. Dalam satu kelas terdapat murid laki-laki dan perempuan. Justeru yang dirasakan aneh adalah apabila antara kedua jenis kelamin itu terpisah dalam ruang belajar masing-masing. Sistem pemisahan ini jarang ada, kecuali di lembaga-lembaga pendidikan yang menerapkan sistem pendidikan Islami.

Padahal, syariat kita melarang terjadinya Ikhtilath tersebut. Banyak sekali dalil yang mengindikasikan hal itu. Bila dalil-dalil itu sudah jelas, valid dan dapat dipertanggung-jawabkan, maka sikap seorang Muslim yang pertama-tama hanyalah Sam’an wa Thaa’atan (menerima dengan ketundukkan), terlepas apakah di balik itu ada rahasia (hikmah) ataukah tidak.!

Sekalipun begitu, tetap saja muncul keingintahuan untuk bertanya: Adakah rahasia di balik larangan syariat itu, khususnya dalam dunia pendidikan?. Dengan kata lain, adakah pengaruh pemisahan antara kedua jenis kelamin itu terhadap prestasi belajar siswa?. Bila ada, dapatkah dibuktikan secara ilmiah?. Pertanyaan-pertanyaan ini akan dijawab dalam buletin ini.

Dalil-Dalil Syariat tentang Larangan Ikhtilath

Allah Subhaanahu Wata’aala Yang Maha Bijaksana telah menetapkan hubungan antara kedua jenis kelamin tersebut, atau antara siswa dan siswi dalam pengajaran demi merealisasikan tujuan pengajaran dan menghindari berbagai problem dan dampak-dampak negatif dari Ikhtilath tersebut.

Berikut beberapa dari teks-teks al-Qur`an dan hadits nabawi yang dari sisi makna mengindikasikan.

Pengharaman atau pelarangan terhadap sebab-sebab Ikhtilath:

1. Hijab Wanita

Allah Subhaanahu Wata’aala berfirman, “Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (al-Ahzab:53) Ayat ini menunjukkan bahwa menurut hukum asal, wanita harus menutup dirinya dari pandangan laki-laki dan tidak melakukan Ikhtilath di lembaga-lembaga pendidikan.

2. Perintah Menundukan Pandangan.

Allah Subhaanahu Wata’aala memerintahkan kaum laki-laki agar menundukan pandangan, demikian juga kaum wanita. “Dan katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka…’” (an-Nur:30-31)

Hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiallahu `anhu, ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam tentang pandangan tak sengaja, lantas beliau memerintahkanku agar menundukan pandangan." (HR.Muslim).

Hadits yang diriwayatkan dari Ali radhiallahu `anhu bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam berkata kepadanya, “Hai Ali, jangan kamu teruskan pandanganmu dengan pandangan yang lain, sebab pandangan yang pertama itu adalah milikmu (tidak apa-apa), sedangkan yang lainnya itu bukanlah untukmu (tidak dibolehkan).” (HR.al-Hakim, dihasankan oleh al-Albani) Dan hadits-hadits yang semakna dengan itu banyak sekali.

3. Larangan duduk-duduk di jalan-jalan.

Syariat Islam tidak memberikan dispensasi untuk duduk-duduk di jalan-jalan kecuali dengan memberikan hak orang yang berjalan, salah satunya menundukan pandangan, sebagaimana terdapat dalam hadits Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu `anhu. Di dalamnya disebutkan bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, “Hindarilah duduk-duduk di jalan-jalan.” Mereka (para shahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah tidak ada salahnya kami berbincang-bincang di tempat-tempat duduk kami?" Beliau menjawab, “Bila memang tidak dapat menghindarkan tempat duduk tersebut, maka berilah jalan tersebut haknya." Mereka bertanya, “Apa gerangan hak jalan itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, “Menundukan pandangan, tidak mengganggu, membalas salam, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar." (HR.al-Bukhari)

4. Larangan berkhalwat Dengan Wanita Asing (Bukan Mahram)

Dari Ibn ‘Abbas radhiallahu `anhu, bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kamu berberkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya." (HR.al-Bukhari dan Muslim) Dan dari Jabir secara Marfu’, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka janganlah ia menyendiri dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya, sebab yang ketiganya adalah syetan.” (HR.Ahmad, dishahihkan oleh al-Albani)

5. Diharamkan Menyentuh Wanita Asing (Bukan Mahram)

Dari Ma’qil bin Yasar radhiallahu `aanhu´ bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, dilukainya kepala salah seorang di antara kamu dengan jarum besi adalah lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR.ath-Thabarani, dishahihkan oleh al-Albani)

Bukti Ilmiah

Sejumlah kajian dan penelitian kemanusiaan yang dilakukan berbagai peneliti di Eropa dan Amerika Serikat membuktikan bahwa kecerdasan akal siswa atau siswi terpengaruh secara negatif di ruangan belajar yang bercampur (baca: Ikhtilath). Sebagian penelitian itu menunjukkan, para pemudi memberikan hasil belajar yang lebih baik pada program-program di lingkungan khusus wanita (terpisah dari laki-laki).

Dalam penelitian yang dilakukan majalah News Week, Amerika, sebagian statistik menguatkan bahwa ketika para siswa belajar secara terpisah, jauh dari lawan jenisnya, maka prestasi ilmiahnya dapat terealisasi. Sedangkan pada sistem pengajaran yang bercampur, para siswi gagal meraih prestasi di bidang matematika, sains, kimia, fisika, teknologi dan komputer. Manajemen pengajaran di distrik Newham, Amerika menguatkan fakta-fakta ini dalam sebuah kajian analisis.

Sebuah lembaga Amerika, pendukung Sistem Pengajaran Non Ikhtilath telah mengetengahkan penelitian yang diadakan Universitas Michigan, Amerika di beberapa sekolah swasta Katholik, yang mene-rapkan sistem pengajaran Ikhtilath dan Non Ikhtilath menyimpulkan, para siswa di sekolah-sekolah Non Ikhtilath unggul dalam kemampuan menulis dan bahasa.

Setelah mengadakan sejumlah penelitian, Peter Jones, kepala penelitian-penelitian edukatif menguatkan bahwa para siswi unggul atas para siswa di tingkat SD Non Ikhtilath dalam kebanyakan cabang ilmu. Lebih mampu menulis secara baik dan meraih hasil akhir yang lebih baik. Sementara prestasi di bidang yang sama menurun di kelas-kelas berikhtilath di mana para siswi gagal dalam membuktikan kematangannya secara dini dan merealisasikan kewanitaannya di hadapan lawan jenisnya.

Michel Vize, peneliti di pusat penelitian ilmiah nasional dan mantan penasehat menteri pemuda dan olahraga di Prancis menegaskan, anak-anak yang sudah memasuki usia pancaroba di kelas-kelas Non Ikhtilath kesulitan dalam membaca teks. Hal itu dihasilkan melalui analisis yang dilakukan Organisasi Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi tahun 2000. Dalam rangka mendukung sistem pengajaran Non Ikhtilath, ia mengatakan, “Sesungguhnya memisahkan antara laki-laki dan perempuan dalam pengajaran memberikan kesempatan lebih besar kepada para pelajar untuk mengembangkan potensi dirinya. Oleh karena itu, kami menuntut diterapkannya sistem Non Ikhtilath demi menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.”

Carlos Schuster, peneliti wanita yang juga ahli di bidang pendidikan Jerman menyebutkan, disatukannya sesama jenis di sekolah-sekolah; laki-laki di sekolah khusus laki-laki dan perempuan di sekolah khusus perempuan menyebabkan meningkatnya spirit bersaing di antara para murid, sedangkan Ikhtilath meniadakan motivasi tersebut.

Demikian sedikit uraian mengenai rahasia syariat di balik larangan Ikhtilath. Tampak sekali keunggulan syariat Islam dalam meletakkan sistem pendidikan yang berkualitas. Maha Suci Allah Subhaanahu Wata’aala Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

(SUMBER: al-Fashl Baina al-Jinsain Fi asy-Syari’ah al-Islamiah, Majallatu al-Bayan, Tahun ke-22, Vol 240, Agustus 2007/ alsofwah)
  1. Fizikal mengembara melalui wasilah atau alat
    Akal menjelajah setelah melihat bendanya
    lebih dahulu atau setelah ada tajuk dahulu
    Roh mengembara tanpa sebarang alat
  2. Ilmu yang didapati melalui saluran akal
    terasa letih
    Adakalanya terasa jemu
    Tapi ilmu yang didapati mengikut saluran hati
    Tidak jemu dan tidak letih
    Bahkan terasa indah dan tenang
  3. Rahsia hati orang yang bersih itu atau yang
    diberi berkat
    Kalau diceritakan kepada ulama lahiriah atau
    ulama materialistik

    Dia akan menolaknya atau akan membuat bermacammacam
    tuduhan
    Kerana mereka itu Allah beri hanya melihat dengan mata
    sahaja
    Tidak dengan hati
  4. Makanan dan minuman makanan jasad
    Ilmu dan pengalaman makanan akal
    Iman makanan roh
  5. Biasanya setiap yang dapat dinilai oleh mata
    Lebih mudah dibuat
    Daripada yang dapat dinilai oleh hati
  6. Memikirkan kebaikan lebih mudah daripada membuat
    kebaikan
    Membuat dan menjiwai kebaikan lebih susah lagi
    daripada itu
  7. Jangan kaki sahaja yang mengembara
    tapi hati tidak mengembara
    jangan kaki sahaja yang berpijak di bumi
    tapi fikiran tidak berpijak di bumi
  8. Keseronokan nafsu selalunya
    diakhiri dengan penderitaan dan penyesalan
    Keseronokan jiwa membawa kebahagiaan
    yang abadi
  9. Membanyakkan sembahyang mudah
    tapi menjiwai sembahyang amat susah sekali
  10. Kebaikan yang ditegakkan
    dengan beramai-ramai itu
    dapat mengelakkan daripada rasa ujub
  11. Bermesralah tapi jangan sampai mengada-ngada
    Seriuslah tapi
    bukan sampai bersifat keras dan sombong
  12. Berani, takut dan malu
    biarlah bertempat
    agar kita pandai hidup
    supaya hidup kita bernilai
  13. Berlumba-lumba membuat kebaikan disuruh
    tidak senang dengan orang yang membuat baik ditegah
    tidak peka dengan orang yang membuat kebaikan
    menunjukkan hati sudah mati
  14. Berjiwa besar disuruh
    membesarkan diri dilarang
    membesarkan perut mematikan hati
  15. Sakit badan menderita di dunia
    sakit hati Neraka padahnya
  16. Ramai orang sanggup berjuang
    terhadap musuh lahirnya
begitu mudah putih berubah hitam..., karena debu yng berterbangan..atau karena hitamnya arang...sedikit demi sedikit putih berubah menjadi kelam.!!tak mudah membuat yang hitam menjadi putih ...maka jagalah putih walau setitik nila....kotoran bisa membuat yang baik menjadi jahat...hanya ke SETIA an pada HATI sendiri menjadi benteng yang kokoh tak goyah di hancurkan walau diterpa badai dan taufan!...HATI tempat bersarangnya sebuah ketulusan atas pengabdian kepada yang MAHA..HATI tempat bermukimnya bisikan bisikan wali dan rasul serta para orang suci..di HATI Tuhan menempatkan petunjuk !di HATI Tuhan juga memberikan cobaan !pilahlah ..mana cobaan mana Godaan..mana bisikan syetan ..mana petunjuk TUhan..setelah kau temukan ..lalu berpeganglah pada SETIA HATI mu
Hati dan Cahayanya

Cahaya datang ketika duniaku sedang gelap

Hatiku bertanya padaku

Adakah itu cahayanya?

Kudiam membisu, karena aku tak tau


Akupun berdoa, semoga dialah cahayaku sejati

Hari, Malam, Bulan duniaku terang dibuatnya

Akupun mencoba menyakinkan diriku

Bahwa dialah cahaya yang kutunggu-tunggu


Akhirnya, akupun yakin dialah cahaya milikku

Tapi tiba-tiba duniaku gelap gulita

Seolah gerhana matahari telah datang

Rupanya cahayaku yang padam


Katanya akulah penyebabnya

Akhirnya akupun mengerti sebabnya

Kucoba untuk ku nyalakan kembali

Ku terus kucoba tapi tak bisa


Duniaku kian menggelap

Cahayaku terus menjauh dariku


Kesekian kali hangatnya air mata dipipiku

Ku tak menyesal cahaya datang padam

Kenikmatan kurasakan dalam kesedihan dan kesepian


Dalam kegelapan kucoba hidup kembali

seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa

Kubisikkan hatiku bahwa cahaya miliknya ada

Kucoba membujuk hatiku bahwa itu bukan cahayanya


Kapankah dia bertemu dengan cahaya miliknya yg hakiki?

Aku kasihan melihatnya selalu menderita

Kesekian kalinya dia kecewa

Seperti bayi kehilangan mainannya


Oleh; "Akhiifillah"

Pertemuan ku denganmu
Selalu membekas di lubuk hati
Selalu teringat di setiap mimpi tidurku
Kau yang selalu dihati
Kau yang selalu ku cintai
Kau bidadari cinta menawan diri
Bidadari tercantik yang pernah ku temui
Mengajak diri ini untuk terbang bersama
Terbang ke dunia milik kita berdua

Kau memberi cahaya dalam setiap langkah dan hidup ini
Jadilah bunga di tengah gurun pasir
Jadilah air yang selalu menyejukan diriku
Jadilah pelita dalam kegelapan
yang menerangi diriku ketika berjalan
Jadilah matahari yang selalu menyinari
menyinari di setiap nafasku

Jadilah cahaya hati
cahaya hati yang terlalu indah untuk ditinggalkan
Jangan pernah kau tinggalkan diri ini
Apalah arti hidupku
Tanpa cinta darimu
Maaf jika hanya bualan semata
Tapi ini bukan bualan
Melainkan rasa sayang dan cinta ku
Tulus dari dalam hati
Sayang,
Sayangku, ku cinta padamu

"Hati adalah bejana milik Allah di atas bumi. Dan yang paling Ia cintai ialah yang paling lembut, paling kuat, paling kokoh, paling bening dan paling bersih." (hadist yang diriwayatkan oleh sahabat dan tabi'in).

ada dua macam hati yang tercela dan saling bertentangan,

pertama: Hati sekeras batu.

hati yang sekeras batu tidak memiliki rasa kasih sayang, tidak memiliki perasaan dan dorongan untuk berbuat kebaikan sedikitpun. Kotor sehingga tidak dapat melihat kebenaran.

kedua: Hati yang lemah dan cair.
yang ini tidak mempunyai kekuatan dan tak mampu berpegang teguh pada pendiriannya. Ia dapat men-download semua bentuk dan gambar tapi tidak dapat meng-instalasi bentuk bentuk dan gambar tersebut.

Hati juga bisa berkarat layaknya tembaga dan perak. Untuk menghindarinya adar tidak berkarat adalah dengan berzikir, karena zikir dapat membersihkan karat tersebut sehingga hati kembali kebersih.

Lalai dan dosa adalah penyebab hati menjadi rusak.

Dan obatnya adalah zikir dan istigfar.
“…Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging. Apabila ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Apabila ia rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.”
(Muttafaqun ‘Alaih.)

Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat. Kadang-kadang ia cenderung kepada ‘kehidupan’, dan kadang-kadang pula cenderung kepada ‘penyakit’. Padanya ada kecintaan, keimanan, keikhlasan, dan tawakkal kepada Allah SWT, yang merupakan sumber kehidupannya. Padanya pula ada kecintaan dan ketamakan terhadap syahwat, hasad, kibr dan sifat ujub, yang merupakan sumber bencana dan kehancurannya. Seruan yang akan disambutnya adalah seruan yang paling dekat, paling akrab. Saat hati sakit mudah bagi setan untuk menyesatkannya. Bagaimana dengan hati Anda?

Membaca buku ini seakan memberi makan hati dengan makanan kaya nutrisi dan bergizi. Selain, dapat mnyehatkan juga menjauhkan hati dari penyakit yang berbahaya. Segera deteksi penyakit hati Anda dan temukan obatnya.
“Sesungguhnya di dalam jasad manusia ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu lurus, beres maka akan beres seluruh anggota tubuh. Dan apabila segumpal daging itu rusak, maka akan rusak seluruh jasadnya. Ingatlah, bahwa segumpal daging itu adalah hati.”

Saudaraku,

Kita semua sudah mengenal hadits Rasulullah di atas. Bahwa kelurusan hati akan menjamin lurus dan beresnya seluruh amal perbuatan dalam hidup kita. Dan kerusakan hati akan menjamin rusaknya seluruh amal dalam hidup. Kerusakan hatilah yang membuat seluruh amal tidak akan diterima. Tidak hanya amal bahkan sepotong doa kepada Allah pun tidak akan diterima.

Alangkah ngeri menjadi orang-orang yang rusak hati. Orang-orang yang hatinya mengeras seperti batu, sehingga hatinya mati rasa tidak mampu membedakan antara kebaikan dan keburukan, antara kebenaran dan kesalahan, antara amal shalih dan amal salah.

Ada sebuah fragmen menarik dikisahkan oleh Imam Al-Ghazali. Dialog antara Ibrahim bin Adham dengan beberapa orang muridnya.

Saat itu Ibrahim bin Adham ditanya,

“Kami selalu berdoa kepada Allah. Begitu banyak doa yang kami pinta tetapi tidak dikabulkan. Kami pernah mendengar sebuah ayat yang berbunyi ‘Berdo’alah kalian kepadaku, pasti aku akan kabulkan.” Bukankah setiap doa akan didengar dan dikabulkan? Lalu mengapa doa-doa kami itu tidak Allah kabulkan, apakah janji Allah dalam Al-Quran itu dusta?

Ibrahim bin Adham menjawab, “Salah satu penyebab terhalangnya pengabulan doa adalah karena matinya hati.”

Mereka bertanya, “Apa yang menyebabkan matinya hati?”

Ada delapan yang menjadi sebab

1. Kalian tahu hak Allah, tapi tidak kalian tunaikan

Dalam sebuah hadits Rasulullah menyatakan bahwa hak Allah dari hamba-hamba-Nya adalah untuk disembah dengan semurni-murninya penghambaan. Penghambaan atau ibadah yang tidak disertai dengan benalu-benalu kemusyrikan, takhayul, khurafat dan bid’ah. Serta ibadah dari hamba yang tidak dibarengi motivasi ingin dilihat, dipuji orang-orang serta berorientasi keduniaan semata.

Kemusyrikan adalah kesesatan yang sangat jauh. (Q.S. An-Nisa 116)

Kemusyrikan akan mengharamkan seseorang masuk surga. (Q.S. Al-Maidah 71)

Kemusyrikan adalah dosa yang sangat besar. (Q.S. An-Nisa 48)

Meski, seluruh dosa memiliki kemungkinan untuk Allah ampuni, tetapi kemusyrikan adalah dosa yang tidak pernah akan Allah ampuni. (Q.S. An-Nisa 48)

Maka sebaik apa pun ibadah jika dibarengi ketidakikhlasan, amal itu tidak akan diterima,

“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang di dalamnya ada perbuatan syirik kepadaku, maka Aku akan meninggalkan amal itu bersama kemusyrikannya.” (H.R. Muslim)

Alangkah jelek orang-orang yang beribadah disertai kemusyrikan. Dan alangkah jelek pula orang-orang yang meninggalkan ibadah kepada-Nya.

Orang-orang yang sibuk mengejar keduniaan serta melupakan ibadah kepada Allah.

Orang-orang yang terombang-ambing dalam arus hedonisme (pencarian kesenangan sementara) dan lupa kesenangan abadi.

2. Kalian membaca al-Quran, tapi tidak kalian amalkan ajaran-ajarannya.

Membaca Quran bukanlah melafalkan huruf-hurufnya saja. Tetapi mencoba mewujudkannya dalam keseharian dan kehidupan, dalam ucapan dan perbuatan. Seperti jawaban Aisyah r.a. saat ditanya tentang akhlak Rasul. Jawaban beliau, akhlak Rasul itu adalah Al-Quran.

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa orang-orang yang meninggalkan Al-Quran (Q.S. Fathir 30-31) bisa bermacam-macam jenis, diantaranya

- Orang yang tidak mau mendengar lafadz-lafadznya.

- Orang yang tidak mau membaca dan memahaminya.

- Orang yang tidak mau mengamalkannya.

- Orang yang tidak mau menjadikannya hukum dalam kehidupan.

- Orang yang tidak mau menjadikannya obat bagi penyakit-penyakit hati.

3. Kalian katakan cinta rasul, tapi tidak amalkan sunahnya.

Mengikuti Rasulullah adalah sebuah kewajiban. Sebab seluruh sisi kehidupan beliau adalah uswah hasanah (teladan yang baik) untuk diikuti. Bahkan kesesuaian ibadah dengan contoh Rasulullah adalah syarat kedua bagi diterimanya amal shalih sesudah ikhlas.

Bukti kecintaan seorang mukmin kepada Allah adalah mengikuti utusan-Nya. (Q.S. Ali Imran 31) Tidak akan diterima kecintaan hamba kepada Allah, jika tidak mengikuti Rasulullah saw.

Banyak di antara kita terlibat dalam upacara-upacara yang tidak dicontohkan Rasulullah dengan dalih kecintaan kepada Allah dan berdzikir kepada-Nya.

Banyak di antara kita yang terlibat dalam perdebatan tentang sunah atau bid’ahnya suatu amalan, tetapi sedikit sekali yang terlibat dalam amalan-amalan yang sudah jelas sunnah. Seakan sunnah Rasul hanyalah materi diskusi dan bukan afiliasi dalam amal jama’i (beramal bersama-sama).

4. Kalian katakan takut mati, tapi kalian tidak bersiap-siap untuk menghadapinya.

Kematian adalah sebuah kemestian. Sebab kehidupan dunia hanyalah sementara, kehidupan yang abadi ada di akhirat nanti. Ada sebuah pintu yang memisahkan kehidupan dunia dan akhirat, pintu adalah mati.

Merasa takut terhadap kematian adalah sesuatu yang wajar. Tetapi hanya mengingat dan tidak bersiap-siap untuk menghadapinya adalah sebuah perbuatan bodoh. Ibarat orang yang hendak bepergian ke tempat yang jauh tetapi tidak mempersiapkan bekal apa pun untuk hidup di sana.

Kehidupan yang hakiki di akhirat nanti adalah hasil dari apa yang ditanam di dunia ini. Apa yang dilakukan di dunia akan menjadi hasil panen yang didapatkan nanti di akhirat.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hasyr 18)

5. Kalian katakan musuh kepada setan, tapi kalian berkelompok dengan mereka.

Allah memerintahkan kita untuk menjadikan setan sebagai musuh.

“Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak hizib-nya (partainya/golongannya) agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Q.S. Fathir 6)

Banyak di antara kita yang yakin bahwa setan adalah musuh, tetapi banyak pula yang memperlakukannya sebagai teman keseharian.

Saat asupan makanan kita tidak dibatasi, maka setan ada di sana.

Saat doa-doa pengiring amal kita lupakan dari perbuatan keseharian, maka setan ada di sana bahkan kita telah memperkuat mereka.

Saat kita gunakan bagian kiri tubuh kita dalam cara kita makan, minum, berpakaian, beralas kaki dan lain lain, maka setan ada di sana.

Saat kita tutup hati kita dari kebenaran, hanya karena kebenaran itu datang dari orang yang lebih rendah derajatnya dari kita, maka setan ada di sana.

Setan selalu memperkuat sisi hawa nafsu kita dibandingkan nurani. Maka perbanyaklah asupan makanan nurani daripada makanan jasmani. Biarkanlah tubuh kita lelah dalam beribadah dan berjihad. Jangan biarkan tubuh kita lelah dan malas karena makanan yang terlalu banyak kita masukan ke dalam perut kita.

Hanya ada dua partai di dunia ini, partai Allah dan partai setan. Maka di manakah kita tergabung? Partai yang diridloi Allah ataukah partai setan yang dimurkai-Nya?

6. Kalian katakan takut neraka, tapi kalian aniaya badan kalian di dalamnya.

Setiap kita tidak mau masuk neraka. Sebuah tempat yang sangat mengerikan, yang siksa paling ringannya adalah memakai sandal yang mampu membuat otak hancur bergolak karena panasnya.

Namun, banyak di antara kita yang sejak di dunia sudah menyiksa diri dalam siksaannya. Kita menciptakan neraka kita sendiri melalui dosa-dosa yang kita lakukan. Kita zalimi diri kita sendiri dengan merusak alam yang Allah ciptakan untuk kita manfaatkan sebaik-baiknya. Dan akibatnya kita rasakan sendiri.

Sungguh celaka orang-orang yang mencipta nerakanya di dunia. Tidak hanya di dunia, ia akan mendapatkan neraka yang sebenarnya nanti di akhirat.

Maka, jauhilah dosa-dosa dan perusakan diri serta alam dunia.

7. Kalian katakan cinta surga, tapi kalian tidak beramal untuk mendapatkannya.

Dunia adalah tempat beramal shalih. Dan surga adalah hasil yang akan didapatkan dari amal shalih itu. Mencapai surga tidak bisa dilakukan bersantai dan berleha-leha. Menuju surga adalah perlombaan untuk memacu diri mengoptimalkan seluruh potensi dalam bentuk amal kebaikan.

“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya adalah seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Orang-orang yang berinfaq baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang menahan amarahnya, dan yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Ali Imran 133-134)

8. Apabila kalian bangun tidur, kalian lemparkan aib kalian sendiri ke belakang punggung kalian dan kalian bentangkan aib orang lain di hadapan kalian. Lantas kalian membuat kemurkaan Allah.

Seringkali mata kita begitu terbuka terhadap kesalahan-kesalahan orang lain. Bahkan sekecil apapun kata yang salah tergelincir dari lisan saudara kita, telinga kita begitu peka terhadapnya. Padahal begitu banyak aib-aib kita yang Allah tutupi. Cara tidur kita, tidakkah di sana ada aib? Cara berjalan kita tidakkah di sana ada aib? Cara bicara kita, tidakkah di sana ada aib? Cara makan kita, tidakkah di sana ada aib? Dalam sikap hidup kita sehari-hari, tidakkah ada aib yang kita miliki?

Sungguh jika semua itu orang lain ketahui, betapa besar rasa malu yang harus kita tanggung.

Saudaraku,

Banyak doa yang sudah kita panjatkan. Untuk kesejahteraan diri dan keluarga kita sendiri. Untuk perbaikan bangsa dan negara kita. Sampai saat ini, doa-doa itu sepertinya belum terkabulkan. Maka pertanyaan Ibrahim bin Adham di akhir cerita ini, mudah-mudahan bisa menggugah kesadaran kita.

“Jika salah satu dari delapan hal di atas ada pada diri kalian, bagaimana mungkin Allah kabulkan doa kalian?”(insan Muhammadi)
Pernahkah Anda merasakan kegelisahan hati dan jiwa ? Seperti, Anda tidak tahu apa yang harus Anda kerjakan, sedangkan pekerjaan sebenarnya menumpuk dihadapan Anda ?. Pernahkah Anda merasakan beban hidup yang terasa berat dan menumpuk dipundak Anda, sedangkan Anda merasakan tidak tahu harus dari mana menguranginya ? Pernahkah Anda merasakan tekanan dan himpitan ekonomi yang menghadang setiap langkah kehidupan Anda, tubuh Anda terasa lunglai, tidak tahu harus melangkah kemana ? Pernahkan Anda merasakan kegelisahan hati yang mendalam, tubuh bergetar dan semuanya menjadi serba tak berarturan dan serba salah ? Kalau hal itu menimpa Anda, berarti Anda dalam kegelapan cahaya hati.

Sekarang bayangkan orang yang hidup dalam kegelapan tanpa disinari cahaya, tentu saja semuanya serba gelap, Anda hanya berputar-putar dan menyibukan diri sendiri, tetapi sebenarnya tidak melangkah kemanapun. Anda merasakan setiap langkah terantuk sandungan dan serba tidak beraturan. Inilah perumpaan bagi manusia yang sedang dalam kegelapan hidup. Hal yang sama kalau Anda tidak menemukan cahaya hati dalam diri Anda. Mereka yang hidup dalam kegelapan cahaya hati bagaikan berada dalam gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya masih dipenuhi ombak-ombak lautan, di atasnya lagi awan gelap gulita yang bertindih-tindih an.

Bagaimana caranya menemukan cahaya hati ?.

Cahaya hati sesungguhnya bersumber dari cahaya Illahi yang akan menerangi hati kita. Menemukan cahaya hati berarti kembali kepada jati diri kita sebagai manusia yang jernih dan bersih. Kembali kepada hati yang tanpa tertutupi berbagai belenggu yang menutup cahaya hati. Karena sesungguhnya dalam hati ini sudah ditiupkan sifat-sifat mulia Allah pada saat proses penciptaannya.

Cobalah bercermin danb lihatlahi kita ke dalam cermin, berapa banyak pakaian kesombongan, pakaian riya’, pakaian dengki, pakaian takabur , yang kita kenakan ?. Berapa banyak pengalaman masa lalu yang negatif, pakaian ego pribadi, pakain pengaruh sudut pandang yang salah yang menyesatkan dalam diri ?. Mari kita tanggalkan pakaian-pakain itu yang menyelimuti hati kita dari cahaya hati yang jenrih dan tajam.

Tanggalkan pakaian kesombongan hati dengan sikap rendah hati. Tidak ada yang pantas disomboingkan manusia dalam hidup ini.

Tanggalkan pakaian dengki dan gantikan dengan cinta dan kasih sayang.

Tanggalkan pakaian takabur dan gantikan dengan kesadaran diri sebagai hamba dan abdi Allah semata.

Buanglah pakain prasangka negatif dengan mengembangkan sikap positif dalam setiap langkah kaki kedepan.

Kendalikan ego pribadi dengan menumbuhkan sikap empti kepada orang lain

Buanglah pengaruh sudut pandang negative maupun pengalaman negative

Hindarilah prinsip hidup yang salah dengan kembali dalam kejernihan jati diri yang bersumberd ari hati.

Kesuksesan dan keagungan dalam hidup tidak akan dapat dirah hanya dari potensi fisik dan kecerdasan akal pikiran. Lebih dari itu diperlukan kecerdasan hati dan kemampuan menemukan cahaya hati yang bersumber dari cahaya Illahi. Berbahagialah mereka yang dapat menghidupkan cahaya hatinya, mereka yang dapat mengenali cahaya hatinya akan dapat menggapai kehidupan yang penuh keagungan yang memandang kehidupan jauh kedepan dengan hati jernih. Hidupnya akan dipenuhi cahaya terang dengan berbagai kemudahan-kemudahan.

About